Sabtu, 30 Maret 2013

Teater Tiang Kembali Torehkan Prestasi


Agenda Festival Monolog Tingkat Nasional yang diadakan oleh Masyarakat Seni Jember (MSJ) bertemakan Kemah Teater untuk memperingati Hari Teater Sedunia ke-52 telah dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 25-27 Maret 2013 di gedung Temprina, Jember. Acara yang diikuti 41 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara menampilkan pementasan naskah monolog yang di sediakan panitia. Beberapa peserta yang berpartisipasi dalam festival ini adalah Theatre of Sastra (Bali), Kaum bungkam (Surabaya), Gresik Theatre (Gresik), UKM Dolanan (Universitas Jember), Teater Tiang (Universitas Jember), Komunitas Seni Lobo (Palu), Komunitas Seni Lawan Catur (Palu), Komunitas Seni Bufusopi (Sulawesi Tengah), Teater Roda (Universitas Islam Darul Ulum, Lamongan), Teater Koboi (Universitas Brawijaya, Malang), Teater Hampa (Universitas Malang), Teater Teksas (Jurusan Ilmu Budaya, Universitas Soedirman, Purwokerto) dan beberapa kelompok teater pelajar, Mahasiswa dan independen dari beberapa kota seperti Banyuwangi, Tanjung Pinang, Lamongan dan Jember.
Para peserta menampilkan monolog yang pilihan naskahnya disediakan oleh panitia, pilihan naskah monolog itu diantaranya: Kasir Kita (Arifin C Noer), Prita Istri Kita (Arifin C Noer), BIN (Ben Jon), Black Jack (Ben Jon), Marsinah Menggugat (Ratna Sarumpaet), Nyanyian Angsa (Anton Chekov), Demokrasi (Putu Wijaya), Dua Cinta (Nano Riantiarno), Rumah dan Tetesan (Riris K Toha), Nyamuk dari Kremi (Afrizal Malna), Namaku Skizo (Herlina Syarifudin), Sebelum Sarapan (Eugin O’neil), Topeng-topeng (Rachman Sabur), Anzing (Rachman Sabur), Blok (Putu Wijaya), Prodo Imitatio (Arthur S Nalan), Lidah Pingsan (Agus Noor & Indra Trenggono), Para-para pelayat (Bina Margantara), Racun Tembakau (Anton Chekov), Tolong (Nano Riantiarno), Wanci (Imas Sobariah). Dalam Festival ini, naskah Marsinah menggugat, Prodo imitatio, Kasir kita, dan Prita istri kita menjadi naskah yang lebih banyak dipilih para peserta. adapun yang jadi aspek penilaian untuk peserta oleh dewan juri adalah Interpretasi Naskah, Keaktoran (Vocal, Olah tubuh, Ekspresi, Penghayatan), dan Artistik (Tata Panggung, Tata Lampu, Tata Musik, Tata Busana dan Tata Rias). Dewan Jurinya sendiri dipilih dari beberapa kota berbeda, mereka adalah Luhur Kayungga dari Teater Api (Surabaya), Bambang dari Teater Syahid (Jakarta) dan Turah dari Teater Eks Surakarta (Solo).
Kami (khususnya Sutradara) Teater Tiang yang ikut ambil bagian sebagai peserta festival memilih naskah Prita Istri Kita karya arifin C Noer. Kami memilih naskah ini karena naskah ini membicarakan Istri seorang guru swasta yang gajinya kecil, Karena sedikit banyak bersinggungan dengan latar belakanh kami, yang mana Teater Tiang sendiri bernaung di Lembaga Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Dalam naskah ini, ditampilkan satu tokoh bernama Prita yang sedang menunggu suaminya pulang kerja. Suaminya adalah seorang guru swasta pada tahun 60-an. Dimana pada saat itu kehidupan seorang guru apalagi guru swasta sangat jauh dari kata sejahtera secara ekonomi. Hal ini berbeda dengan kehidupan mantan pacarnya yang merupakan seorang tentara. Pengarang sedikit menyindir kondisi kehidupan pada saat itu, dimana kesejahteraan guru lebih memperihatinkan, jauh dibandingkan kehidupan tentara. Padahal dari segi social, guru maupun tentara sama-sama mengabdi untuk kepentingan masyarakat. Prita dikarakterkan seorang wanita yang selalu bermimpi dan berangan-angan mempunyai kehidupan yang menyenangkan. Hal ini mencerminkan kehidupan nyata kita dimana kita selalu lebih dulu bermimpi dan berangan-angan memiliki kehidupan yang menyenangkan. Dan meskipun, tingkat kesejahteraan guru sekarang lebih baik daripada kesejahteraan saat tahun naskah ini dibuat. Tetapi pada kenyataannya guru-guru pada zaman sekarang juga masih banyak yang bernasib hampir sama dengan suami dari Prita dalam naskah. Dalam naskah Prita Istri Kita, tokoh Mas Broto (suami Prita) diceritakan sebagai seorang guru yang jujur dan tidak menerima penyuapan dari wali murid, dia lebih memilih untuk tidak mengambil untung dari profesinya sebagai seorang guru untuk mendapatkan penghasilan yang tidak halal. Dalam konteks kekinian, penyuapan dalam pendidikan masih marak terjadi diberbagai aspek dan tingkatan. Dalam naskah ini juga diceritakan, sifat Prita yang karena tidak tahan dengan keadaannya sampai-sampai dia membayangkan bisa kabur bersama mantan pacarnya yang seorang tentara. Adegan mesra dengan mantan pacarnya pun dibuat Prita dalam imajinasinya. Sampai akhirnya suaminya datang dan menyadarkan prita dari imajinasinya.
Karakter Arifin C Noer sebagai seorang penulis naskah yang selalu mengintegrasikan tema utama kedalam tema lain adalah hal yang unik. Tema kehidupan guru pada zaman orde lama dalam naskah ini disamarkan dalam tema romantisme yang terjadi dalam kehidupan Prita dengan suaminya dan mantan pacarnya. “Prita Istri Kita” kalimat yang dipilih untuk jadi judul naskah ini juga memberikan pengertian bahwa kehidupan dan masalah yang dialami Prita merupakan refresentasi kehidupan dan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan kita.
Proses penggarapan naskah ini berlangsung singkat, kurang dari satu bulan. Bentuk penggarapan naskah ini dibuat realis, dengan sedikit variasi permainan lampu dan blocking. Sementara latar tempat dibuat lebih ke indonesiaan, artinya tidak mencerminkan atau menyimbolkan suatu daerah tertentu. Latar waktu sendiri disesuaikan dengan isi naskah yaitu tahun 60-an. Aktor yang memerankan monolog Prita Istri Kita dari Teater Tiang dalam festival ini adalah Riska Listiovani (Mahasiswa angkatan 2011, Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, FKIP, Universitas Jember). Keaktoran adalah nilai lebih dari hasil penggarapan monolog ini.
Bentuk penggarapan dari komunitas lain pada festival kali ini tidak jauh berbeda dengan Teater Tiang. Hanya beberapa komunitas yang bentuk penggarapanya sedikit berbeda. Teater Tiang dalam festival ini mendapat urutan tampil ke-35 dihari terakhir. Tepatnya hari Rabu, tanggal 27 Maret 2013. Dari hasil penilaian dewan juri, dari 41 peserta terpilih 6 kategori pemenang. Berikut adalah hasil penilaian dewan juri yang ditetapkan tanggal 27 maret 2013:
Juara 1 : Komunitas Seni Lobo (Palu), naskah Prodo Imitatio
Juara 2 : Gresik Teater (Gresik), naskah Lidah Pingsan
Juara 3 : Teater Tiang (Jember), naskah Prita Istri Kita
Juara Harapan 1 : Komunitas Seni Lawan Catur (Palu), naskah Marsinah Menggugat
Juara Harapan 2 : Kelompok Teater Tanjung Pinang (Riau), naskah Marsinah Menggugat
Juara Harapan 3 : Kaum Bungkam, naskah Black Jack

Catatan dari dewan juri sedikit mengkritisi dari penampilan peserta yang sebagian masih terjebak dengan esensi naskah yang dibawakan, adaptasi dan pembaharuan dari sutaradara masih kurang, hal ini diungkapkan Turah dari Solo. Sementara, Bambang (Jakarta), mengungkapkan ada beberapa peserta yang kurang persiapan baik dari segi literature naskah, maupun penggarapan. Bambang juga menyebutkan monolog bukan proses satu orang actor apalagi seorang sutradara. Dalam monolog harus ada kerja bersama antara actor dan sutradara. Adapun actor yang berperan ganda menjadi sutradara, juga harus mempunyai partner diskusi yang bisa memberikan perbedaan atau pemikiran lain dengan actor tersebut. Luhur Kayungga (Surabaya) mengungkapkan ada beberapa peserta yang mencoba melawan kebiasaan atau kesepakatan terutama bentuk realism, bahkan Luhur secara tersirat seperti mendukung pendobrakan realis, akan tetapi dari peserta monolog kali ini konsistensi dan pegangannya belum terlihat jelas.
Acara penutupan festival ini diisi oleh penampilan puisi dan music secara spontan dari beberapa peserta dan panitia.
Terakhir, kami Teater Tiang mengucapkan terima kasih kepada:
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya.
Lembaga tempat kami bernaung yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan serta Universitas Jember, yang memberikan izin dan bantuannya.
Bapak Drs.Sugiyanto, M.Hum , selaku PD III FKIP
Bapak Prof. Dr. H. Mohammad Saleh, S.E., M.Sc selaku PR III Universitas Jember
Ibu Furoidatul Husniah S.S, M.Pd, selaku Pembina Teater Tiang,
Seluruh anggota Teater Tiang atas doa dan dukungannya dalam proses ini.
Panitia dan sponsor yang menyelenggarakan festival ini.
Komunitas teater lain yang ikut memeriahkan festival ini.

0 komentar:

Posting Komentar