11.06
|
|
Agenda
Festival Monolog Tingkat Nasional yang diadakan oleh Masyarakat Seni
Jember (MSJ) bertemakan Kemah Teater untuk memperingati Hari Teater
Sedunia ke-52 telah dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 25-27
Maret 2013 di gedung Temprina, Jember. Acara yang diikuti 41 peserta
yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara menampilkan pementasan
naskah monolog yang di sediakan panitia. Beberapa peserta yang
berpartisipasi dalam festival ini adalah Theatre of Sastra (Bali), Kaum
bungkam (Surabaya), Gresik Theatre (Gresik), UKM Dolanan (Universitas
Jember), Teater Tiang (Universitas Jember), Komunitas Seni Lobo (Palu),
Komunitas Seni Lawan Catur (Palu), Komunitas Seni Bufusopi (Sulawesi
Tengah), Teater Roda (Universitas Islam Darul Ulum, Lamongan), Teater
Koboi (Universitas Brawijaya, Malang), Teater Hampa (Universitas
Malang), Teater Teksas (Jurusan Ilmu Budaya, Universitas Soedirman,
Purwokerto) dan beberapa kelompok teater pelajar, Mahasiswa dan
independen dari beberapa kota seperti Banyuwangi, Tanjung Pinang,
Lamongan dan Jember.
Para peserta menampilkan monolog yang pilihan
naskahnya disediakan oleh panitia, pilihan naskah monolog itu
diantaranya: Kasir Kita (Arifin C Noer), Prita Istri Kita (Arifin C
Noer), BIN (Ben Jon), Black Jack (Ben Jon), Marsinah Menggugat (Ratna
Sarumpaet), Nyanyian Angsa (Anton Chekov), Demokrasi (Putu Wijaya), Dua
Cinta (Nano Riantiarno), Rumah dan Tetesan (Riris K Toha), Nyamuk dari
Kremi (Afrizal Malna), Namaku Skizo (Herlina Syarifudin), Sebelum
Sarapan (Eugin O’neil), Topeng-topeng (Rachman Sabur), Anzing (Rachman
Sabur), Blok (Putu Wijaya), Prodo Imitatio (Arthur S Nalan), Lidah
Pingsan (Agus Noor & Indra Trenggono), Para-para pelayat (Bina
Margantara), Racun Tembakau (Anton Chekov), Tolong (Nano Riantiarno),
Wanci (Imas Sobariah). Dalam Festival ini, naskah Marsinah menggugat,
Prodo imitatio, Kasir kita, dan Prita istri kita menjadi naskah yang
lebih banyak dipilih para peserta. adapun yang jadi aspek penilaian
untuk peserta oleh dewan juri adalah Interpretasi Naskah, Keaktoran
(Vocal, Olah tubuh, Ekspresi, Penghayatan), dan Artistik (Tata
Panggung, Tata Lampu, Tata Musik, Tata Busana dan Tata Rias). Dewan
Jurinya sendiri dipilih dari beberapa kota berbeda, mereka adalah Luhur
Kayungga dari Teater Api (Surabaya), Bambang dari Teater Syahid
(Jakarta) dan Turah dari Teater Eks Surakarta (Solo).
Kami
(khususnya Sutradara) Teater Tiang yang ikut ambil bagian sebagai
peserta festival memilih naskah Prita Istri Kita karya arifin C Noer.
Kami memilih naskah ini karena naskah ini membicarakan Istri seorang
guru swasta yang gajinya kecil, Karena sedikit banyak bersinggungan
dengan latar belakanh kami, yang mana Teater Tiang sendiri bernaung di
Lembaga Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Dalam naskah ini,
ditampilkan satu tokoh bernama Prita yang sedang menunggu suaminya
pulang kerja. Suaminya adalah seorang guru swasta pada tahun 60-an.
Dimana pada saat itu kehidupan seorang guru apalagi guru swasta sangat
jauh dari kata sejahtera secara ekonomi. Hal ini berbeda dengan
kehidupan mantan pacarnya yang merupakan seorang tentara. Pengarang
sedikit menyindir kondisi kehidupan pada saat itu, dimana kesejahteraan
guru lebih memperihatinkan, jauh dibandingkan kehidupan tentara. Padahal
dari segi social, guru maupun tentara sama-sama mengabdi untuk
kepentingan masyarakat. Prita dikarakterkan seorang wanita yang selalu
bermimpi dan berangan-angan mempunyai kehidupan yang menyenangkan. Hal
ini mencerminkan kehidupan nyata kita dimana kita selalu lebih dulu
bermimpi dan berangan-angan memiliki kehidupan yang menyenangkan. Dan
meskipun, tingkat kesejahteraan guru sekarang lebih baik daripada
kesejahteraan saat tahun naskah ini dibuat. Tetapi pada kenyataannya
guru-guru pada zaman sekarang juga masih banyak yang bernasib hampir
sama dengan suami dari Prita dalam naskah. Dalam naskah Prita Istri
Kita, tokoh Mas Broto (suami Prita) diceritakan sebagai seorang guru
yang jujur dan tidak menerima penyuapan dari wali murid, dia lebih
memilih untuk tidak mengambil untung dari profesinya sebagai seorang
guru untuk mendapatkan penghasilan yang tidak halal. Dalam konteks
kekinian, penyuapan dalam pendidikan masih marak terjadi diberbagai
aspek dan tingkatan. Dalam naskah ini juga diceritakan, sifat Prita yang
karena tidak tahan dengan keadaannya sampai-sampai dia membayangkan
bisa kabur bersama mantan pacarnya yang seorang tentara. Adegan mesra
dengan mantan pacarnya pun dibuat Prita dalam imajinasinya. Sampai
akhirnya suaminya datang dan menyadarkan prita dari imajinasinya.
Karakter Arifin C Noer sebagai seorang penulis naskah yang selalu
mengintegrasikan tema utama kedalam tema lain adalah hal yang unik. Tema
kehidupan guru pada zaman orde lama dalam naskah ini disamarkan dalam
tema romantisme yang terjadi dalam kehidupan Prita dengan suaminya dan
mantan pacarnya. “Prita Istri Kita” kalimat yang dipilih untuk jadi
judul naskah ini juga memberikan pengertian bahwa kehidupan dan masalah
yang dialami Prita merupakan refresentasi kehidupan dan masalah yang
sering terjadi dalam kehidupan kita.
Proses penggarapan naskah ini
berlangsung singkat, kurang dari satu bulan. Bentuk penggarapan naskah
ini dibuat realis, dengan sedikit variasi permainan lampu dan blocking.
Sementara latar tempat dibuat lebih ke indonesiaan, artinya tidak
mencerminkan atau menyimbolkan suatu daerah tertentu. Latar waktu
sendiri disesuaikan dengan isi naskah yaitu tahun 60-an. Aktor yang
memerankan monolog Prita Istri Kita dari Teater Tiang dalam festival ini
adalah Riska Listiovani (Mahasiswa angkatan 2011, Program Studi Bahasa
dan Sastra Inggris, FKIP, Universitas Jember). Keaktoran adalah nilai
lebih dari hasil penggarapan monolog ini.
Bentuk penggarapan dari
komunitas lain pada festival kali ini tidak jauh berbeda dengan Teater
Tiang. Hanya beberapa komunitas yang bentuk penggarapanya sedikit
berbeda. Teater Tiang dalam festival ini mendapat urutan tampil ke-35
dihari terakhir. Tepatnya hari Rabu, tanggal 27 Maret 2013. Dari hasil
penilaian dewan juri, dari 41 peserta terpilih 6 kategori pemenang.
Berikut adalah hasil penilaian dewan juri yang ditetapkan tanggal 27
maret 2013:
Juara 1 : Komunitas Seni Lobo (Palu), naskah Prodo Imitatio
Juara 2 : Gresik Teater (Gresik), naskah Lidah Pingsan
Juara 3 : Teater Tiang (Jember), naskah Prita Istri Kita
Juara Harapan 1 : Komunitas Seni Lawan Catur (Palu), naskah Marsinah Menggugat
Juara Harapan 2 : Kelompok Teater Tanjung Pinang (Riau), naskah Marsinah Menggugat
Juara Harapan 3 : Kaum Bungkam, naskah Black Jack
Catatan dari dewan juri sedikit mengkritisi dari penampilan peserta
yang sebagian masih terjebak dengan esensi naskah yang dibawakan,
adaptasi dan pembaharuan dari sutaradara masih kurang, hal ini
diungkapkan Turah dari Solo. Sementara, Bambang (Jakarta),
mengungkapkan ada beberapa peserta yang kurang persiapan baik dari segi
literature naskah, maupun penggarapan. Bambang juga menyebutkan monolog
bukan proses satu orang actor apalagi seorang sutradara. Dalam monolog
harus ada kerja bersama antara actor dan sutradara. Adapun actor yang
berperan ganda menjadi sutradara, juga harus mempunyai partner diskusi
yang bisa memberikan perbedaan atau pemikiran lain dengan actor
tersebut. Luhur Kayungga (Surabaya) mengungkapkan ada beberapa peserta
yang mencoba melawan kebiasaan atau kesepakatan terutama bentuk realism,
bahkan Luhur secara tersirat seperti mendukung pendobrakan realis, akan
tetapi dari peserta monolog kali ini konsistensi dan pegangannya belum
terlihat jelas.
Acara penutupan festival ini diisi oleh penampilan puisi dan music secara spontan dari beberapa peserta dan panitia.
Terakhir, kami Teater Tiang mengucapkan terima kasih kepada:
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya.
Lembaga tempat kami bernaung yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidkan serta Universitas Jember, yang memberikan izin dan bantuannya.
Bapak Drs.Sugiyanto, M.Hum , selaku PD III FKIP
Bapak Prof. Dr. H. Mohammad Saleh, S.E., M.Sc selaku PR III Universitas Jember
Ibu Furoidatul Husniah S.S, M.Pd, selaku Pembina Teater Tiang,
Seluruh anggota Teater Tiang atas doa dan dukungannya dalam proses ini.
Panitia dan sponsor yang menyelenggarakan festival ini.
Komunitas teater lain yang ikut memeriahkan festival ini.
0 komentar:
Posting Komentar