Sabtu, 01 Februari 2014

Teater Tiang Luncurkan Kitab "The Last"


Kitab naskah lakon The Last merupakan kerja kreatif para Tiangers dalam menyelami ceruk samudera kehidupan sebagai titik tolak, baik yang masalah persona maupun sosial, melalui proses observasi, refleksi, kontemplasi, imajinasi, interpretasi sehingga menemukan keyakinan akan hakikat dalam menafsirkan fenomena kehidupan yang kemudian akan diproyeksikan ke atas panggung. Secara ide kreatif, apa yang disajikan dalam kitab ini dapat dibilang sudah ada upaya dalam menafsirkan hidup dan kehidupan ke dalam teks panggung. Akan tetapi, ada beberapa yang terjebak pada tematik ­moon and wayne, masih asyik membicarakan lekuk tubuhnya sendiri yang terkadang tidak terlalu menarik tuk dibicarakan dalam konteks pemanggungan.
Sayembara penulisan naskah lakon 2013 yang diselenggarakan oleh UKM Teater Tiang FKIP UNEJ dapat disebut cukup berhasil, hal ini dapat dilihat dari peserta yang mengirimkan naskah mencapai 17 orang. adapun penulis naskah lakon tiga terbaik diraih The Last oleh Riska Listiovani yang menyajikan permasalahan-permasalahan domestik, tematik yang demikian banyak juga ditemui dalam novel, cerpen awal 2000-an, mengenai ambivalensi eksistensi wanita dalam dimensi sosial, politik, ekonomi, dan kultural. Adapun Aliran Darah oleh Eko Wahyu Susilo banyak menyajikan permasalahan sosial dalam kehidupan sehari-hari rakyat kecil, ada upaya kritik sosial atau mungkin otokritik terhadap kondisi sosial di mana penulis bergumul di dalamnya. Dan naskah lakon Cinta Selembar Uang Kertas oleh Beni Arum menawarkan warna lokalitas yang kompleks: antara cinta dan tradisi. Ketiga naskah lakon terpilih ini didasarkan pada kemampuan penulis dalam mentransformasikan ide kreatifnya dengan teknik penulisan yang baik dan mampu memberikan ruang tafsir pemanggungan teks.
Secara umum, ditemukan kelemahan elementer dalam penlisan naskah, misalnya, minimnya teknik menulis naskah lakon (prolog, epilog, monolog, wawancang, dan sebagainya), lemahnya membangun konflik yang disebabkan kurangnya pemahaman terhadap struktur dramatic (eksposisi, komplikasi konflik, klimaks, anti klimaks, resolusi, dan lemahnya suspense serta suprise), menciptakan tokoh (dimensi fisiologis, psikologis, dan sosiologis), dan menggunakan simbol-simbol dalam menyampaikan gagasan atau konsep yang ingin dikomunikasikan kepada publik panggung. Demikian catatan ringkas kami, semoga menjadi awal yang baik kita semua insan panggung.

Ada orang-orang dari seberang malam mengatakan, bahwa “tulisan yang baik tidak pernah ditulis, tapi orang jiwanya hidup tidak akan pernah berhenti menulis karena menulis adalah bakti manusia kepada hidup”.

Download Kitab The Last

3 komentar: